Jakarta

Mi ayam telah melekat di lidah masyarakat, terbukti dari pedagang mi ayam yang nyaris ada di setiap wilayah, salah satunya di Citayam, Depok. Terletak di pinggir jalan raya Pabuaran gerobak coklat dengan spanduk hijau bertuliskan Mie Ayam Genit cukup membuat penasaran.

Kartini (42) sibuk membantu melayani pelanggan, usai menerima pesanan yang telah disajikan ia bergegas mengantarkan ke meja pelanggan. Meski hari masih pagi namun lapak dagang Mie Ayam Genit ini cukup ramai.

Di sela-sela kesibukannya Kartini bercerita tentang bisnis yang dijalaninya bersama Suyatno (44) sang suami, mulanya keduanya telah menjalani bisnis mi ayam masing-masing bersama keluarganya. Kartini membantu orang tua usaha mie ayam di Wonogiri sementara Suyatno berdagang mie ayam di Jakarta. Usai dinyatakan berjodoh di depan penghulu keduanya lantas membangun usahanya pada tahun 2010.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak mau ambil pusing, Kartini mengadopsi usaha yang sebelumnya dibangun oleh adik dari sang suami yaitu Mie Ayam Genit. Ini merupakan cabang ketiga Mie Ayam Genit dua lainnya berada di Cimanggis Depok dan Pondok Cibubur.

Garis tangan Kartini dalam usaha mie ayam terbilang mudah sebab wanita asal Wonogiri ini sudah lekat dengan mie ayam sebelum menikah begitu pula sang suami, racikan turun temurun mie ayam ini membuat warga dengan mudah menerima rasa yang manis dan gurih khas mie ayam Wonogiri.

“Saya asli Wonogiri, belajarnya dari mamak saya dari orang tua jadi turun temurun,” terang Kartini saat berbincang dengan detikcom di lapak Mie Ayam Genit cabang Citayam, Jumat (19/4/2024).

Warung yang buka pukul 7 hingga 5 sore ini nyaris tak pernah sepi, dalam sehari keduanya mampu membawa 10 sampai 15 kilogram bahan mi ayam dan jika ditotal mampu melayani 120 hingga 150 porsi dalam sehari. Omzetnya pun tak kurang dari satu juta rupiah dalam sehari, bahkan pada momen lebaran Kartini membawa pulang hingga Rp 3 juta dalam sehari.

“Standar omzet harian Rp 1 juta lebih, kalau momen lebaran bisa Rp 3 juta lebih itu pas lebaran hari kedua atau ketiga,” lanjut Kartini.

Hasil usaha mie ayam yang ditabungnya kini mampu membeli dua rumah yang dibelinya di Kawasan Depok dan Pabuaran, Bogor. Selain itu Kartini dan Suyatno saat ini masih menyekolahkan anak bungsunya yang masih duduk di kelas 6 SD sementara kakaknya telah lulus sekolah dan bekerja.

Terbantu KUR BRI

Kartini juga mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank BRI, yaitu pada bulan Maret tahun 2024 dengan nominal Rp 50 juta. Uang tersebut dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha mie ayam genitnya. Selain itu juga untuk membeli motor guna mendukung transportasi setiap harinya.

“Dapat KUR bulan Maret tahun 2024, baru sebulan ini dapet nominal Rp 50 juta buat modal usaha, sementara motor karena untuk transportasi ke sini. Alhamdulillah jadi terbantu banget,” cerita Suyatno.

Selain KUR, usaha Kartini juga telah dilengkapi dengan pembayaran digital QRIS yang ditempelnya di sisi kiri gerobak, sang suami mengatakan keberadaan QRIS cukup membatu menjadi alternatif pembayaran.

Selain itu uang pelanggan yang masuk ke QRIS otomatis menjadi tabungan yang masuk ke rekening BRI. Sementara uang cash dapat digunakan untuk membeli kembali kebutuhan dasar dagangan seperti mie, ayam, pangsit dan lain-lain.

“Masuknya ke BRI keuntungannya (gunakan QRIS) uangnya bisa otomatis masuk tabungan jadi yang cash bisa diputar untuk usaha, yang masuk QRIS bisa langsung ditabung,” tutup Suyatno.

(hns/hns)



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *