Jakarta

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkap biang kerok kemacetan belasan kilometer (km) menuju Pelabuhan Merak, Banten. Ia melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) hal itu disebabkan salah satunya karena 28% pemudik ke Pelabuhan Merak belum punya tiket kapal feri.

“Saya laporkan (Presiden Joko Widodo) ‘Hari ini nuwun sewu kami belum mampu melayani masyarakat yang hari itu naiknya 65% dan sebagian tidak bertiket 28%’. Saya laporkan ke pak presiden. ‘Tolong dikendalikan’,” ucap Budi di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2024).

Selain itu, menurut Budi, masyarakat yang datang lebih awal dari hari keberangkatan juga menjadi penyebab penumpukan kendaraan menuju Pelabuhan Merak.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Seperti disampaikan bapak presiden terdapat jumlah yang melebihi dan mohon maaf ketidaktaatan masyarakat pengguna. Kalau di kereta api kan mereka beli tiket, dia datang 2 jam sebelumnya. Kalau ini, ada yang belum (beli) tiket bahkan jalannya besok pagi, dia sudah datang,” ujarnya.

Budi mengungkap kemacetan mengular hingga belasan kilometer. Kondisi ini, menurut Budi, juga masih terjadi pada pagi hari ini.

“Maka terjadilah antrean sebanyak lebih dari 10 km . Kita lakukan, kami datang bersama Pak Menko PMK, dengan TNI/Polri lalu kota rapatkan beberapa cara bertindak yang efektif kemarin. Pagi masih belasan kilometer,” ucapnya.

Pihaknya dengan berbagai pihak terkait sudah melakukan rapat untuk mengatasi masalah tersebut yakni dengan kapal yang berangkat sampai Bakaheuni tidak perlu mengangkut penumpang kembali ke Merak. Langkah itu dilakukan untuk mempercepat pengangkutan penumpang yang menumpuk di Merak.

“Lalu kita lakukan mitigasi bahwa kapal itu kalau di Bakaheuni, tidak boleh muat sehingga dia bisa balik, dan relatif cepat, dan di sini nggak bongkar. Jadi cepat untuk menarik,” jelasnya.

Budi juga mengatakan diperlukan tambahan dermaga dan kapal untuk mengatasi kepadatan di Pelabuhan Merak. Hal ini juga telah dia sampaikan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Jadi isunya di Merak, satu diharuskan memiliki kapal yang lebih besar dan lebih cepat. Kedua, memang harus ada tambahan dermaga. Kami sudah bahas dan lapor pak presiden. Pak ini butuh dermaga Pak presiden ‘tambahin (dermaga) kapal juga harus tambah’,” jelas Budi.

(ada/ara)



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *