Jakarta

Darwadi atau biasa dipanggil Cak Sudar sudah malang melintang selama 29 tahun menjadi juragan bakso Malang. Pria berusia 56 tahun itu ternyata dulunya memiliki profesi sebagai sopir truk luar kota.

“Saya mantan sopir truk luar kota di Jawa Timur selama 1,5 tahun,” ujar Darwadi saat ditemui detikcom di warung Bakso Malang Cak Sudar di Cipayung, Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Menurut Darwadi, setelah menjadi sopir truk luar kota, dia ikut rekannya yang berasal dari Jawa Timur untuk membuat bakso pada tahun 1995. Lalu nggak lama, Darwadi langsung memulai sendiri usaha bakso Malang.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Niat bikin usaha bakso Malang nggak ada. Karena ngikut arus, akhirnya jadi. Awalnya dari ngikut jadi tahu,” cerita Darwadi.

Darwadi bercerita, dulunya dia sempat berjualan bakso Malang dorong dan pikul di daerah Cipayung. Dia saat itu memiliki modal Rp 1,5 juta untuk membeli alat-alat, seperti gerobak, piring, sendok, dan sebagainya. Lama kelamaan dia memiliki 5 karyawan dan hingga kini mempunyai 4 cabang. Kini cabang Bakso Malang Cak Sudar tinggal 3 karena yang satu yakni di Stasiun Citayam harus tutup saat pandemi Covid-19. Hal ini lantaran mahalnya biaya sewa. Kini warung Bakso Malang Cak Sudar hanya ada di Jalan Masjid Al-Ittihad, Pasir Putih, dan kantin sekolah dekat rumahnya di Cipayung, Depok.

Untuk usahanya saat ini dikelola oleh Darwadi, anak, dan istrinya. Anaknya sempat dikuliahkan di sebuah kampus jurusan farmasi. Namun kembali lagi anaknya membantu Darwadi untuk berjualan. Anak keduanya juga sempat bekerja di salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) namun lagi-lagi kembali untuk membantu ayahnya. Sedangkan usaha cabangnya dikelola oleh orang lain dan dia hanya menerima uang Rp 100 ribu per hari.

Bertahan Saat Pandemi

Darwadi termasuk salah satu pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bertahan saat pandemi Covid 19. Darwadi bercerita dulu saat pandemi dia berjualan semampunya yakni dengan omzet Rp 800 ribu hingga 1,2 juta per hari. Padahal sebelum Covid-19, omzetnya mencapai 4-5 juta sehari. Kini omzetnya Rp 2 juta per hari atau Rp 60 juta sebulan. Dia membuka warungnya dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.

Warung bakso yang sekarang tempat dia mencari pundi-pundi harta ditempatinya sejak 2015. Dia menyewa kepada seseorang dengan biaya Rp 10 juta per tahun. Darwadi berangan-angan ingin memiliki tempat jualan sendiri nantinya.

Sukses dalam mengelola usaha Bakso Malang Cak Sudar, Darwadi tidak mau jumawa. Darwadi kini masih berjualan dan dia memiliki kunci sukses bagi pembaca detikFinance. Kunci suksesnya yakni menabung. “Saya utamain nabung mau dagang rugi, dagang untung. Nabung di pasar ada perkumpulan. Kalau nggak mau nabung nggak punya uang,” kata Darwadi.

Dapat KUR BRI Cepat Cair

Usaha Darwadi yang sukses juga ditopang oleh pinjaman dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dia pun mendapat Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI Rp 1,5 juta-2 juta pada 2010 dengan cicilan sekitar Rp 500-600 ribu. Terakhir dia mendapat pinjaman lagi senilai Rp 85 juta dengan cicilan Rp 2,65 juta selama 3 tahun sejak 2022 lalu. Dia pun harus menjaminkan sertifikat rumah agar pinjaman cair.

“Uang cair dari BRI nggak pakai lama-lama kalau saya. Kalau yang lain nggak tahu, karena saya sudah 29 tahun,” tuturnya.

(nwy/hns)



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *